Untuk membahas judul dari artikel ini yaitu " Saya Non Muslim, Apakah Saya Masuk Surga?" maka alangkah tepatnya jika kita membahas mengenai Atheis dahulu.
Atheis atau Amoral?
Atheis merupakan konsep
tak percaya adanya Tuhan, alias tidak percaya kepada surga dan
neraka. Dalam suatu kesempatan aku pernah membaca bahwa ada seorang
artis yang akan diberi uang 1 milyar asal mau untuk diajak
berhubungan intim, dan artis tersebut menolak. Pastinya artis itu
seorang Theis (beragama). Jika orang tersebut Atheis tidak ada
salahnya tawaran diatas diterima.
Namun dalam suatu
kesempatan ada teman yang mengatakan bahwa ada juga Atheis yang
menolak. Jika memang benar demikian apa dasarnya dia menolak?. Jika
dia menolak mungkin dia masih punya moral atau etika. Padahal
seharunya dia harus menerima.
Jika anda Atheis anda
harus Amoral. Anda harus tega mengorbankan anak, saudara atau orang
tua untuk mencapai tujuan anda. Bahkan jika perlu membunuh mereka.
Karena Atheis beranggapan tidak ada Tuhan. Sehingga jika artis
tersebut menolak uang 1 milyar, itu hal yang sangat bodoh. Kecuali
dia menolak karena orang yang mengajak terkena HIV Aids. Jika tidak?.
Jika anda Atheis tetapi
masih bermoral atau punya perasaan itu adalah hal yang aneh tentunya.
Moral dan perasaan atau nurani hanya pantas disandang bagi mereka
yang ber-Tuhan. Karena Tuhan membenci yang namanya perusakan, baik
alam atau moral. Moral berhubungan dengan hukum, dan Tuhan selalu
menerangkan hukum-hukum-NYA.
Yang terjadi sekarang malah banyak yang mengaku ber-Tuhan tetapi tidak bermoral. Ini tentu hal yang aneh. Mereka berlindung dibalik nama Tuhan atas perilaku mereka yang amoral, seolah-olah itu membuat mereka tenang. Itu ibarat di KTP anda tertera nama agama tetapi anda selama hidup berlaku amoral. Seolah-olah mereka beranggapan Tuhan akan memaafkan perilakunya di akhirat nanti.
Jadi ada 2 sisi yang aneh
selama ini. Ada yang mengaku Atheis tetapi masih memakai moral, dan
ada juga yang mengaku Theis tetapi sering amoral. Ini merupakan suatu
hal yang aneh dan menyimpang. Seharunya jika Atheis ya amoral dan
jika Theis ya moral.
Jika anda seorang
penguasa Atheis anda mungkin perlu membunuh semua manusia agar bumi
ini milik anda sendiri karena nafsu sangat penting bagi seorang
Atheis sejati. Tetapi anda masih butuh teman, keluarga dan saudara
dimana ini hanya cocok buat Theis. Karena didalam mereka (teman,
saudara, keluarga) ada nilai-nilai kasih sayang dan moral yang baik.
Meski ada negara yang mengaku komunis, tetapi mereka tidak
mempraktekkannya sebagai Atheis sejati. Karena jika benar-benar
Atheis pastilah ada kekacauan dan kehancuran. Negara butuh
keteraturan (hukum).
Seperti halnya ada Theis
yang masih amoral ada juga negara yang mengaku bukan komunis tetapi
hukum dan kehidupan didalamnya dianggap amoral. Seperti pengesahan
undang-undang pernikahan Guy atau Lesbian dan lain-lain.
Kembali ke topik utama jika anda Non Muslim apakah anda akan masuk Surga?.
Makna Muslim sendiri sebenarnya berbeda dengan Islam. Muslim yang mengikuti jalan hidup nabi Muhammad adalah Muslim Islam. Tetapi ada juga orang-orang yang sebenarnya muslim meski tidak mengaku beragama Islam. Karena Muslim itu identik dengan penerimaan Tuhan yang satu tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada yang menyamai-NYA.
Kitab Suci Umat Islam Al-Quran mengatakan sebagai berikut :
[AL-QUR'AN SURAT 3.64]
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa
tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah
diri (kepada Allah)”. (BACA PENJELASANNYA DISINI)
[AL-QURAN SURAT 2.62]
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin (tentang shabiin BACA DISINI), siapa saja di antara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh,
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Pada ayat diatas, secara ringkas dapat
dipahami bahwa Islam adalah agama Allah, agama yang berserah diri pada
Allah. Agama Adam, Ibrahim, Musa, Yesus dan Muhammad adalah Islam. Islam
dari kata Muslim, Mushlam atau Musalman nerupakan kata yang dipakai
oleh agama-agama besar sejak dahulu BACA DISINI. Hal itu wajar mengingat nabi Ibrahim yang merupakan Imam bagi semua manusia merupakan pendiri agama-agama besar tersebut BACA DISINI. Saat
para nabi-nabi itu ada tentu mereka hanya menyembah kepada Allah begitu
pula pengikutnya. Meski setelah para nabi meninggal lambat laun terjadi
penyimpangan dimana penyembahan bukan lagi pada Allah tetapi kepada yang
dipersekutukan pada Allah atau bahkan selain Allah.
Dan Allah selalu menurunkan kitab
pembaharunya untuk mengkoreksi penyimpangan. Dan Al-Quran merupakan
kitab pengkoreksi yang terakhir dari Allah sebagai tanda datangnya hari
kiamat. Dan Al-Quran adalah kitab Tuhan yang paling otentik dan dijamin tidak berubah. Tentang hal ini bisa dibaca diartikel DISINI (bagian 1) dan DISINI (bagian 2)
Yang jadi pertanyaan adalah apakah QS 2:62 itu ditujukan pada
era nabi-nabi sebelum nabi Muhammad saat masih hidup atau era Nabi
Muhammad dan sesudahnya?. Saat nabi Muhammad lahir, di dunia ini sudah
banyak kitab-kitab Allah yang tersebar meski kitab-kitab itu sudah
tercampur antara ayat-ayat asli dari Allah dengan berbagai filsafat dan
pemikiran manusia.
Sekiranya ditujukan untuk era nabi-nabi
sebelum nabi Muhammad masih hidup tentu tepat. Tetapi bagaimana jika
diposisikan untuk era nabi Muhammad dan sesudahnya?. Dimana mungkin
orang-orang yang beragama non Islam pada dasarnya tidak tahu akan Islam.
Atau orang-orang terdahulu dan sekarang yang hidupnya terpencil dan
belum tersentuh agama-agama besar?.
Sebagai muslim pasti akan berpendapat
bahwa yang beragama Islam-lah yang masuk surga dan yang non muslim pasti
juga berpendapat sebaliknya. Karena disadari atau tidak banyak orang
yang menganut agamanya karena bapaknya atau ibunya (orang tuanya).
Disinilah hal ini diputuskan oleh 2 ayat diatas.
Sebagai pengikut nabi Muhammad orang
muslim sudah mendapat kitab yang paling murni (Al-Quran) yang mana
monoteisme sejati ada disana. Dan sebagai pengikut non Islam diakui atau
tidak pasti ada banyak sekte atau aliran yang mana dapat diyakini bahwa
ada beberapa aliran yang tetap memegang monoteisme meski dalam hal
fikih berbeda. Dalam agama Kristen misalnya, aliran utama selalu
mengusung doktrin trinitas, tetapi ada juga aliran-aliran lain yang
mengusung monoteisme, misalnya saksi Jehova. Begitu pula dalam agama
lainnya.
Ada beberapa non muslim aliran tertentu
(tak menganut monoteisme) ketika mempelajari Al-Quran (membaca surat
Al-Ihklas) dan menemukan monoteisme disana langsung memeluk Islam.
Tetapi ada juga non muslim aliran tertentu ketika menemukan monoteisme
dalam Islam, mereka menemukan hal yang sama dalam aliran mereka. Dan
mungkin mereka tetap berpegang teguh pada agama dalam aliran mereka
karena biasanya kepercayaan itu susah diubah, disinilah sebenarnya 2
ayat Al-Quran diatas berperan.
Bahwa agama apapun selama berpegang pada
kalimat yang satu (satu Tuhan) tanpa terjebak dalam keberhalaan,
kemungkinan bisa masuk surga sesuai tingkat kemurnian, kesucian dan
kesempurnaan syariat yang dipakai. Yang mana dalam Islam_lah sebenarnya
kesucian, kemurnian dan kesempurnaan syariat itu banyak terdapat. Lalu
apakah harus dengan nama Allah dalam menyebut Tuhan?.
Sebenarnya nama Allah (The God) umum
dipakai pada agama-agama didunia, meski dalam Islam lah kata “Allah”
diucapkan paling sempurna. Di Hindu nama Allah secara jelas disebutkan
dalam Rigveda Book 2 Hymn 1 Vol.11 yang mana “baik” dikatakan dengan
istillah “llah”. Dalam Rigveda Book 3 Hymn 30 Vol. 10 dan Rigveda Book 9
Hymn 67 Vol. 30 kata Allah disebutkan dengan jelas. Dalam Kristen dan
Yahudi kata Allah lebih banyak disebutkan.
Allah Tuhan dengan sebutan berbagai nama
seperti : Pengasih, Penyayang, Kholig, Rob, Wishnu, Brahma, Sustainer,
cheriser dan lain sebagainya. Yang mana penyembahan dilakukan seutuhnya
pada semua nama bukan nama per nama. Bukan hanya menyembah sifat
Pengasih atau Penyayang yang kadang diwujudkan dalam bentuk “Dewa
Pengasih” atau “Dewa Penyayang” dengan keberhalaan (bentuk patung) yang
menyertainya. Dalam Islam misalnya , Tuhan secara khusus adalah Allah
yang mana merupakan puncak semua nama_NYA yang dikenal dengan 99 nama
Tuhan. Dan setiap beribadah selalu memakai nama Allah. Bukti Tuhan adalah Allah bisa anda baca di artikel DISINI
[Quran Surah 21:107] Dan tiadalah Kami mengutus kamu, (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Bukti bahwa Nabi Muhammad menjadi rahmat semesta alam
bisa dibaca di===>DISINI
Allah
Tuhan semua manusia, yang mengirimkan banyak utusan pada masing-masing
kaum dan mengirimkan 1 utusan untuk semua kaum. Bahwa sebelum kelahiran
nabi Muhammad hampir tidak ada 1 utusan untuk semua manusia. Nabi
Muhammad-lah satu-satunya utusan untuk semua bangsa. Mungkin kita akan
bertanya, mengapa tidak sejak dari awal Allah mengirimkan 1 utusan?.
Jawabannya sebenarnya sederhana.
Anda
tentu pernah melihat baik di televisi, film atau secara langsung dimana
ada beberapa tetesan air yang jatuh ke sebuah bidang dan air itu menuju
ke satu titik dan akhirnya menjadi satu. Air itu bergerak menuju ke
satu titik karena selain ada kesamaan juga karena ada kekuatan terpusat
yang kuat. Nah seperti itulah analogi Tuhan dalam mengirim para utusan.
Kita
tentu tahu bahwa dalam perkembangan manusia, manusia menghadapi
hambatan transportasi dan komunikasi. Terutama pada jaman dahulu atau
jaman kuno. Akan lebih sulit jika Tuhan mengirim 1 orang untuk semua
bangsa. Akan lebih mudah jika masing-masing bangsa diberi 1 atau
beberapa utusan dan setelah jarak antar masing-masing bangsa semakin
dekat, dimana transportasi, komunikasi dan hubungan antar bangsa mulai
lancar, Tuhan segera mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukannya.
Ingat analogi air diatas.
Jadi
langkah pertama adalah Tuhan mengirimkan masing-masing bangsa seorang
atau beberapa orang utusan. Seperti halnya firman Allah :
[QS 10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
[QS 35:24] …….Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
Seiring
bergantinya waktu maka para utusan itu telah meninggal sehingga tidak
ada yang memberi peringatan lagi alias terputus. Dan yang terjadi adalah
mulai ada penyimpangan-penyimpangan didalamnya. Itulah mengapa Allah
selalu mengutus utusan terbarunya untuk memperbaiki hal ini.
[QS 5:19] Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami,
menjelaskan (syari’at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman)
rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: “Tidak ada datang kepada kami
baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”.
Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tetapi
yang namanya manusia selalu menuju kesesatan. Dari jaman Adam, jaman
Hindhu, Budha, Zoroaster, Kristen dan lainnya selalu terjadi
penyimpangan.
[QS 16:36] Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Sesungguhnya
meski terjadi penyimpangan, hal itu tidak sampai menghilangkan ajaran
hakiki dari Tuhan semesta alam. Dimana ajaran hakiki inilah ajaran yang
selalu sama dan selalu diserukan oleh setiap Utusan. Inilah Wahyu hakiki
Tuhan pada beberapa agama besar :
Konsep Ketuhanan di agama Zoroaster (Dasatir, Ahura Mazda)
1. Dia itu satu
2. Dia lebih dekat padamu daripada dirimu sendiri
3. Dia diatas segala yang kamu bayangkan
4. Dia tanpa awal dan akhir
5. Dia tak punya bapak, istri dan anak
6. Dia tak berujud
7. Tak ada yang menyerupainya
8. Tak dapat dilihat dan dipahami dengan pikiran
Konsep ketuhanan di agama Hindhu sebagai berikut :
1. “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) [Chandogya Upanishad 6:2:1]
2. “Na casya kascij janita na cadhipah.” (Tak punya orang tua dan tuan) [Svetasvatara Upanishad 6:9]
3. “Na tasya pratima asti” (Tak ada yang menyerupainya) [Svetasvatara Upanishad 4:19]
4. “Na
samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” (Ujud
Nya tak dapat dilihat, tak ada yang bisa melihatnya dengan mata)
[Svetasvatara Upanishad 4:20]
[Svetasvatara Upanishad 4:20]
Agama
Zoroaster dan Hindu merupakan agama yang mula-mula yang berkaitan dan
berhubungan dengan Nabi Ibrahim sebelum agama Yahudi yang dibawa Musa,
Kristen yang dibawa Isa (Yesus) dan Islam yang dibawa Nabi Muhammad
datang, untuk memahami kaitan antara Agama Zoroaster, Agama Hindhu
dengan Nabi Ibrahim KLIK DISINI
Konsep Ketuhanan di agama Yahudi :
1. “Dengarlah hai Israel : Tuhan kita adalah Tuhan yang satu.”[Ulangan 6:4]
2. “Akulah Tuhan, tak ada penyelamat selain Aku.”[Yesaya 43:11]
3. “Akulah Tuhan, Tiada Tuhan yang lain .”[Yesaya 45:5]
4. “Akulah Tuhan tiada yang lain; Akulah Tuhan, Tak ada yang menyerupai Ku.”[Yesaya 46:9]
Konsep Ketuhanan di agama Kristen :
1. “Bapaku lebih besar dari aku.” [Yohanes 14:28]
2. “Bapaku lebih besar dari semua.” [Yohanes 10:29]
3. “…Aku mengusir Setan atas kuasa Tuhan….” [Matius 12:28]
4. “Aku
tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak
menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
[Yohanes 5:30]
Mungkin
sekarang sudah saatnya bagi Allah Tuhan semesta alam untuk mengirimkan 1
orang utusan untuk menyatukan pesan Allah yang pernah dibawa oleh
masing-masing utusan pada tiap-tiap bangsa. Dimana pesan ini sudah
diberitakan oleh para utusan sebelumnya di kitab suci mereka bahwa akan
ada Utusan Terakhir.
[Al-Quran Surat 33:40] Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Mengenai Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi (disebutkan di agama lain) bisa dibaca DISINI
Bukti Bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir bisa dibuktikan secara Matematis KLIK DISINI
Hal
pertama yang dilakukan oleh utusan terakhir yaitu nabi Muhammad adalah
dengan mengajak semua bangsa untuk kembali ke ajaran Tuhan yang benar
yang pernah dibawa oleh para utusan sebelumnya. Nabi Muhammad
menyampaikan firman Allah kepada semua bangsa sebagai berikut :
[AL-QUR'AN SURAT 3.64] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
[AL-QURAN SURAT 2.62] Sesungguhnya
orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan
orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(AL-Quran Surat 112 : 1-4 )[1]
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa [2] Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu [3] Dia tiada beranak dan tiada
pula diperanakkan [4] dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia
NAH JIKA ANDA BERAGAMA HINDHU, KRISTEN, ZOROASTER ATAU LAINNYA JIKA ANDA BERPEDOMAN PADA ALLAH (TUHAN) YANG HANYA SATU TAK BERANAK DAN DIPERANAKKAN, TAK ADA YANG MENYAMAINYA MAKA ANDA ITU SEORANG MUSLIM. MESKI KITAB ANDA MUNGKIN SUDAH TIDAK MURNI LAGI (TERCAMPUR ANTARA FIRMAN TUHAN, DENGAN SEJARAH TULISAN MANUSIA, DAN DENGAN FILSAFAT MANUSIA).
TETAPI JIKA ANDA ITU SEORANG MUSLIM HINDHU, MUSLIM NASRANI, MUSLIM ZOROASTER ATAU LAINNYA MAKA IBARAT BUKU PANDUAN AKAN LEBIH BAIK JIKA ANDA MENJADI MUSLIM ISLAM KARENA LEBIH JELAS BUKU PANDUANNYA. TETAPI JIKA ANDA KERAS KEPALA MEMPERTAHANKAN AGAMA ANDA SELAMA ANDA BERTAUHID ANDA TETAP SEORANG MUSLIM (YANG BEDA DALAM SYARIAT). TETAPI ANDA BISA TERJATUH KE DALAM AGAMA KEBUDAYAAN (BACA DISINI)
Apa itu konsep TAUHID? ===> BACA DISINI
Nah setelah anda membaca sebagian dari artikel ini (artikel diatas) sekarang anda tahu bukan makna dari MUSLIM!
Jadi bisa disimpulkan bahwa apapun agama anda jika anda tidak mengakui Tuhan yang 1 yang tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada yang menandini_NYA, maka anda bukanlah seorang Muslim.
Lalu apakah bagi anda yang Non Muslim akan Masuk Surga?. Tergantung pandangan agama anda masing-masing.
Kalau bagi Muslim Islam mereka tidak akan masuk surga. MENGAPA?. Berikut penjelasannya!. Kita ambil contoh Bunda Therea. Beliau adalah orang yang baik dan suka berderma. Di dalam hati kecilnya kita tidak tahu keyakinan apakah beliau sebenarnya. Banyak yang beranggapan beliau pemeluk Kristen karena simbol Krsiten begitu kental dalam latar belakang hidupnya. Tetapi dalam perjalanan hidupnya banyak sumber yang menuliskan bahwa beliau itu mengalami krisis keyakinan bahkan menjurus ke Atheis. Tapi apalah beliau anggap saja beliau seorang Kristen (Nasrani). Nah Islam memandang bahwa jalan menuju Surga itu ada 4 pilar.
Di dalam Islam ada 4 pilar untuk memasuki surga :
Demi masa,
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.(QS 103 : 1-3)
- Beriman (Muslim)
- Mengerjakan amal shaleh
- Saling menasehati untuk menaati kebenaran (berbuat baik)
- Saling menasehati dalam kesabaran (bersabar)
Nah Soal ibu theresa dan yang lainnya jika dalam hati mereka yang terdalam tidak ada keimanan sebagai seorang Muslim maka kemungkinan tidak akan masuk Surga. Karena orang yang tidak beriman (Muslim) sama halnya dengan pemahaman Atheis diatas.
Dari ayat QS 103 diatas ada 4 pilar yang merupakan syarat manusia masuk
surga. Pilar 1 merupakan pilar yang tertinggi dan paling utama. Nah
dalam pemahaman Islam, apa yang dilakukan oleh Ibu Theresa (dan lain-lain), hanya memenuhi 3 pilar. Pilar pertama (No. 1) tidak
termasuk. Mungkin mereka beriman tetapi iman mereka ada pada yang lain
selain Allah (klik disini).
Al-Quran 14:18 Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka
adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang
berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari
apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.
Al-Quran 24:39 Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana
di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga,
tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.
Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan
kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat
cepat perhitungan-Nya.