Alasan, Sebab-sebab Mengapa Beberapa Orang Jawa Jadi Teroris?



Sebuah review singkat (bisa benar atau salah) dalam perspektif Indonesia

Sebenarnya sulit diketahui mengapa banyak teroris di Indonesia mayoritas dari Jawa, bukan karena Jawa itu suku mayoritas, tetapi yang menjadi pertanyaan mengapa Suku Jawa yang sebenarnya santun dan sopan kok lebih banyak yang menjadi teroris. Kalau kita runut dari jaman Amrozi cs, Imam Samudra cs hampir 90% anggotanya dari Suku Jawa. bahkan Dr Azahari dan Nurdin M Top (Pentolan teroris dari Malaysia), yang melakukan aksi di Indonesia ditengarai juga merupakan keturunan Jawa di Malaysia. Dan yang terbaru yaitu teroris Santoso pimpinan teroris Poso di Sulawesi juga berdarah Jawa.


Suku Jawa memiliki 3 landasan dalam keseimbangan hidup yaitu "Ngalah (Mengalah), Ngalih (Pindah) dan Ngamuk (Mengamuk)".  Jika ada seorang Suku Jawa diganggu kehidupannya oleh orang lain maka dia akan lebih memilih mengalah (mengalah bisa berarti mengalah seutuhnya atau mengalah untuk mencari strategi untuk menang). Jika orang Jawa sudah mengalah masih diganggu, orang Jawa itu akan pindah (pergi ke tempat lain). Jika sudah pergi masih diganggu maka jalan terakhir adalah mengamuk (mengamuk dalam artian melakukan kekerasan baik secara langsung atau tidak langsung).

Rasulullah Saw bersabda: Siapa diantara kalian melihat ke mungkaran maka dia hendaklah mencegah kemungkaran itu dengan tangannya yaitu kuasanya. Jika tidak mampu hendaklah dicegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman [HR. Bukhari, Muslim]


Hadits nabi tersebut jika diringkas maka menjadi :
  1. Ngamuk (Siapa diantara kalian melihat ke mungkaran maka dia hendaklah mencegah kemungkaran itu dengan tangannya yaitu kuasanya)
  2. Ngalih (Jika tidak mampu hendaklah dicegah dengan lidahnya.)
  3. Ngalah (Kemudian kalau tidak mampu juga hendaklah dicegah dengan hatinya.)
Jika kita bandingkan antara 3 landasan hidup orang Jawa dan hadits nabi akan terbalik, dimana orang jawa mengedepankan Ngalah dulu sementara hadits nabi mengedepankan Ngamuk dulu.

Nah seperti yang telah ditulis sebelumnya disini bahwa salah satu unsur dari terjadinya terorisme adalah karena dendam (bisa kepada pribadi atau kepada kelompok atau negara). Nah sikap Ngamuk ditempatkan dibelakang oleh orang Jawa, dan secara psikologis hal ini akan menimbulkan dendam karena sudah menumpuknya perasaan jengkel (marah) di hati.

Mungkin anda akan bertanya, mengapa orang timur tengah menjadi teroris padahal "Ngamuk" ada di depan (pilihan pertama). Perlu kita ketahui bahwa akar masalah kekerasan itu banyak di timur tengah khususnya sejak Israel menjadi negara dan merebut tanah palestina, belum lagi konflik perang Irak-Amerika dan lain-lain. Disana banyak penduduk yang tewas, bisa anaknya, ibunya, saudaranya dan lain-lain. Hal ini menimbulkan perasaan marah dan dendam diantara para kerabat yang masih hidup. Ditambah lagi kentalnya konflik sektarian disana.

Dalam kaitannya dengan Islam global, banyak umat Islam di seluruh dunia merasakan ketidakadilan yang melanda umat Islam khususnya warga Palestina, dimana disini Amerika melakukan standar ganda, dan lebih memihak ke Israel padahal sudah umum bahwa Israel lebih banyak melakukan pelanggaran kemanusiaan. Nah dalam perspektif  Jawa tadi, maka para militan Islam Jawa merasa bahwa jalan mengalah dan pindah sudah mentok (sudah habis) dan tinggal jalan terakhir yaitu mengamuk karena sudah tahunan Amerika cs masih menerapkan standar ganda. Dan ini diikuti dengan banyaknya orang Jawa yang menjadi laskar (Mujahid) di daerah Timur Tengah, mulai dari jaman Perang Afghanistan-Rusia sampai ISIS sekarang.


ARTIKEL TERKAIT