Alasan Mengapa Hari Kebangkitan Menggunakan Tiupan Sangkakala

 

Umat Islam mungkin sudah mengerti bahwa nanti pada hari kita dibangkitkan akan ditiup sangkakala.  Berikut contoh ayat bahwa nanti akan ada kebangkitan setelah mati :

[QS 79:6,7] (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. 

Dan berikut contoh ayat bahwa nanti alat yang digunakan untuk meniup adalah sangkakala pada saat kebangkitan :

“Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al-Muddatstsir: 8-10).

(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;   (Thaahaa : 102)

Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.  (An-naml:87)

Dari sini mungkin anda akan bertanya "Mengapa Harus Menggunakan Sangkakala?". Pertanyaan ini adalah pertanyaan sederhana tetapi sangat menarik tentunya. Sebenarnya jawabannya sangat simple yaitu berhubungan dengan jam waker (alarm). Anda pasti sering memasang alarm agar tidak bangun kesiangan atau agar bisa bangun di jam yang anda inginkan bukan. Nah sebenarnya sangkakala tak ubahnya dengan alarm. Karena kita pada saat mati sebenarnya tidak mati tetapi hidup layaknya orang tidur. Dan dengan tiupan yang keras dari sangkakala kita akan terbangun.

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Ali Imran ; 169)

Ayat diatas menekankan orang yang gugur di jalan Allah, tetapi itu berlaku untuk semua bahwa siapa yang mati didunia sebenarnya dia hidup (baik disisi Allah maupun tidak disisi Allah).

Pada saat bangun itulah tulang-belulang kita akan menyatu dan akan membentuk diri kita seutuhnya seperti seorang manusia untuk dimintai pertanggungjawaban.

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".(Al-Baqarah : 259)